Selasa, Februari 10, 2009

nickname






Ini tentang nama. Nama para sahabat saya saat kuliah.
Adalah sebuah kebiasaan bagi setiap dari kami saat itu, mempunyai nickname yang aneh-aneh.
Sehari-hari nickname itulah yang akrab di telinga kami, dalam canda dan tawa bersama.
Saya berani bertaruh, pasti mereka bakal kelabakan kalo ditanya nama asli rekan-rekan seperjuangannya itu.

Berikut secuil kenangan yang masih saya ingat dari mereka.

Bento………nama aslinya Emanuel Suryawantoro.
Orangnya sangar, gondrong selalu, anak metal sejati terutama buat Van Hallen. Tapi takut dengan makhluk yang disebut wanita.

Glawor………..nama aslinya Yudha Jatayu.
Perawakannya kurus tinggi…….sepintas kayak Chris Novoselic sang basistnya almarmum Nirvana. Saking tingginya ini anak…..dengkulnya selalu mentok setang sepeda motor mungilnya.

Gatheng……nama aslinya Yudi Susetya.
Anak Kediri ini gara-gara sering bilang “peh……gatheeeeng”………makanya dijulukin si gatheng.

nJombang…..nama aslinya Muhammad Nur Effendy.
Saking seringnya mudik ke Jombang……makanya dia dipanggil nJombang. Mringas-mringis adalah senjatanya kalo ditanyain.

Brintik……nama aslinya Tjahya Tribinuka.
Mudah ditebak……karena berambut (atas) brintik. Meski sudah sedikit nggak stereo lagi, tapi dia jago nggambar and jago ngeyel.

Koh Bo…..nama aslinya Andy Sidharta.
Jawa asli…..tapi sipit & putih kayak orang China. Rumahnya kita pake markas MP (Mulyosari Place…plesetannya Melrose Place). Markas buat males-malesan……bikin tugas…..mroyek bikin maket…..sampe buat menghindar dari tagihan bulanan ibu kos.

Ongky……nama aslinya Putu Mahendra.
Perasaaan mukanya gak mirip banget sama Ongky Alexander…….tapi biarlah….asal dia senang.
Tapi kami semua sekarang manggil dia si Boss….karena emang sudah jadi boss besar di Bensley Desain Studio Sanur.

IAN……nama aslinya Henry Tri Setyobudi.
Kepanjangannya adalah Ikatan Arsitek Nganjuk……….saking pengennnya dia jadi ketua IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) cabang Nganjuk….. isoooooo ae.

Bujel……nama aslinya …..e……e…..sopo yo?.....lali aku….
Yang jelas ada Budi-nya…….dipanggil bujel karena mungkin “sumbunya” bujel (tumpul).

Ipong…….nama aslinya Afif Azhary.
Tinggi…..kurus……gondrong sebahu…..sangar abis……tapi takutnya sama AYAM. Bisa lari terbirit-birit kalo di jalan berpapasan dengan ayam. Gak tahu kalo sama AYAM KAMPUS. Mungkin juga bakal lari terbirit…mendekat.

Gelek….nama aslinya Irawan Kuswardhana.
Kurus - tinggi - tirus…..persis Susi Sunaryo.…pelawak bencong tahun 80an. Pokoknya kayak orang junkies abies……yg abis ngisep satu sloof ganja (gelek).

Gondrong…..nama aslinya Agus HST.
Gondrong sejati……sedikit gegar otak……sukanya makan jangkrik dan serangga sejenisnya…..sok ngeblues….sok seniman…….gak pernah mandi. Sekali-kali nyambi jadi germo.

Ndut…….nama aslinya Mahdianto Tjahyadi.
Asli gendut…….bossy……distributor film BF……koleksinya setumpuk. Lumayan buat kami tonton saat lagi gak jelas.

Jumi…..nama aslinya Joemantoro Mulyadi.
Tahu Aburizal Bakrie?......nahkayak gitu dah profil mukanya…..nyakil abis. Super cuek. Pernah kuliah pake kaos model jaring-jaring….alhasil itu puting nonjok banget……sayangnya dia laki.

Shrinking Arnold……….nama aslinya Rivani Ardiansyah.
Tahu Arnold Schwazenegger?.........nah….bayangin dia kalo skalanya dikecilin……itu dia.

Sebenarnya masih banyak lagi…..tapi saya perlu tenaga ekstra buat memeras otak….mengingat-ingat….kembali ke masa lalu. Ntar deh kalo ingat….ditambahin lagi.

Lha nickname saya apa dong?......Hehehehehe…..RAHASIA.

Teks oleh Wahyu Setyawan
Foto oleh salah seorang dari sahabat (lali……saking suwene)

Senin, Februari 09, 2009

lubang maut


Ini tentang sebuah lubang…..lubang di tengah jalan raya beraspal di kota Surabaya….tepatnya di depan sebuah kantor SAMSAT.
Lubang itu tidak terlalu besar……berdiameter 40 cm….10 cm dalamnya.
Saya berkali-kali menerjangnya…meski hampir setiap hari melewatinya….tapi selalu menciumnya juga.

Sekitar sebulan yang lalu….di pagi hari….seorang gadis bersepeda motor terjungkal saat menerabas lubang itu. Motornya terpelanting tak terkendali…demikian juga dengan si gadis. Dia terkapar shock berat. Di belakang gadis itu…seorang wanita professional muda…..tengah mengendarai sebuah sedan…..terkejut dan reflex membanting setirnya ke kanan….hingga mobilnya mencium pembatas jalur hijau….sampai as rodanya bengkok.
Di belakang mobil itu seorang mahasiswa cowok bersepeda motor …..juga tersentak….namun sial nya nggak bisa menghindar….motornya nabrak mobil sedan itu….sampe separuh bagian motornya masuk ke kolong sedan bagian belakang.
Nah…saya berada di belakang motor si cowok……juga gak kalah kaget….tapi reflex saya masih sempet nyamber…..ngerem mobil seketika…..kurang dari semeter dari itu motor si cowok.
Sontak jalan itu jadi riuh.

Ironis memang….sebuah lubang di tengah jalan raya tepat di depan sebuah instansi penarik pajak kendaraan bermotor (SAMSAT)……telah menelan korban dari sekian warga yg telah taat membayar pajak kendaraan bermotornya. Uang dari hasil pajak tersebut ternyata belum mampu menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pembayarnya. Bahkan untuk menambal lubang sekecil itu….harus menunggu jatuhnya korban.

Ini kejadian kesekalian kalinya yang saya lihat dengan mata kepala sendiri tragedi di tengah jalan raya.
Saya teringat kata-kata almarhum Mochtar Lubis…..salah satu tokoh besar jurnalistik negeri ini….dia bilang bahwa jumlah kecelakaan lalu-lintas di Indonesia setiap tahunnya jauh lebih besar dari korban perang kemerdekaan. Ini membuktikan bahwa kendaraan bermotor dan sarana pendukungnya belum menjadi alat transportasi yang sesungguhnya….namun lebih menjadi “mesin pembunuh” di jalan raya. Begitu kesimpulan beliau.

Lubang itu hanya setitik noda dari sekian ribu noda di jutaan kilometer jalan raya di negeri ini. Lubang-lubang sebanyak itu siap menelan mangsanya. Itulah jalan yang berlubang……bukan “lubang” yang berjalan. Yang satu menyakitkan….yang lainnya mengasyikkan.

Besoknya saya penasaran…….saya lewat jalan itu lagi pengen liat apa yg terjadi dengan lubang itu…..ternyata sudah tertutup…..tapi dengan TANAH LIAT….bukan dengan aspal.

Ooooooohhhhhh…………alangkah eloknya negeriku.
foto & teks oleh wahyu setyawan

Kamis, Februari 05, 2009

trowulan





foto-foto oleh wahyu setyawan

Rabu, Februari 04, 2009

philadelphia




foto-foto oleh wahyu setyawan

washington DC





foto-foto oleh wahyu setyawan